{{Sejarah Indonesia}}
Sejarah Indonesia Era Hindia Belanda.
== Alur waktu ==
=== [[Abad ke-19]] ===
==== 1800-1820 (Daendels, Perang Inggris-Belanda, Raffles)
====
* [[1800]]
** [[VOC]] resmi dibubarkan pada [[1 Januari]]; hak miliknya
dialihkan kepada pemerintah Belanda.
** Belanda kalah perang dan dikuasai Perancis.
Wilayah-wilayah yang dimiliki Belanda menjadi milik [[Perancis]].
** Sultan dari [[Kraton Kanoman]] di [[Cirebon]] dibuang ke
Ambon oleh pemerintah Belanda.
** Sebuah pemberontakan kecil-kecilan pecah di bawah
pimpinan [[Bagus Rangin]].
* [[1801]]
** Britania menguasai wilayah [[Minahasa]], hingga 1816.
* [[1802]]
** [[Malaka]] dan [[Maluku]] dikembalikan dari Britania ke
tangan Belanda melalui [[Perjanjian Amiens]]. Belanda mulai mengirim tambahan
militer ke Jawa.
* [[1803]]
** Pemerintah Belanda (Republik Batavia) mengeluarkan
keputusan kolonial yang menjadikan pemerintah Hindia Belanda bertanggung jawab
kepada pemerintah Belanda (berbeda dengan VOC).
** Tiga orang haji dari [[Minangkabau]] kembali setelah
perjalanan naik haji ke [[Mekkah]], dan bertemu dengan penganjur-penganjur
gerakan Wahabi yang mulai menguat di Arabia dan menguasai Mekkah. Ketiga
peziarah ini disebut "Padri" sesuai dengan pelabuhan Pedir (atau
Pidie) di Aceh, tempat keberangkatan orang-orang yang naik haji. Gerakan Padri
mulai berkembang di daerah Minangkabau, mengembangkan ajaran Islam yang lebih
ortodoks yang melawan praktik-praktik tradisional setempat.
** Britania menyerahkan Ambon kepada Belanda.
** [[Mahmud Badaruddin II]] menjadi Sultan
[[Palembang-Darussalam]] menggantikan ayahnya Sultan [[Muhamad Bahauddin]].
* [[1805]]
** [[Pangeran Diponegoro]]
* [[1806]]
** Angkatan Laut Britania bertempur dengan tentara-tentara
Prancis dan Belanda di lepas pantai Jawa.
** Britania merebut [[Bangka]].
** Departemen Urusan Koloni didirikan di Belanda.
** "Republik Batavia" di Belanda, di bawah
kekuasaan Prancis, diubah menjadi "Kerajaan Belanda", dengan [[Louis
Napoleon|Louis]], saudara laki-laki [[Napoleon]], sebagai rajanya.
* [[1807]]
** [[Tondano]] memimpin pemberontakan melawan Britania di
[[Minahasa]].
** Britania kembali menguasai [[Malaka]].
** Pemerintahan Belanda yang dikuasai Perancis menunjuk
[[Daendels]] sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
* [[1808]]
** [[1 Januari]] Daendels tiba. Ia memindahkan tempat
kediaman resminya ke [[Buitenzorg]] (kini dinamai [[Bogor]]). Daendels
memerintah dengan menjalankan prinsip-prinsip pembaharuan dengan metode-metode
kediktatoran ke Jawa. Daendels berusaha memberantas ketidakefisienan, korupsi,
penyelewengan-penyelewengan dalam administrasi Eropa. Akibat rasa tidak suka
dari naluri-naluri anti feodal, Daendels menganggap penguasa Jawa sebagai
pegawai administrasi Eropa. Sehingga dimulailah suatu masa konflik yang sangat
panjang.
** Daendels secara resmi menguasai [[Lampung]] untuk
Belanda.
** [[Pakubuwono IV]] mengadakan hubungan damai dengan
Daendels; [[Hamengkubuwono II]] menentangnya.
** [[Mangkunegara II]] membentuk "Legiun
Mangkunegaran" dengan pendanaan Belanda.
** Daendels membebaskan [[Sultan Cirebon]] yang dibuang
sebelumnya, namun pemberontakan di daerah pedesaan sekitar Cirebon berlanjut.
** [[18 Agustus]] Daendels menata kembali wilayah-wilayah di
bawah kekuasaan Belanda di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Para bupati dan penguasa
setempat dijadikan pegawai pemerintah Belanda.
** Daendels memerintahkan serangkaian pekerjaan umum di
sekitar Banten, termasuk pembangunan jalan-jalan raya dan sebuah pelabuhan
baru, yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja setempat. Para pekerja itu
memberontak karena beban pekerjaannya; Residen Belanda di Banten dibunuh.
Daendels mengirimkan suatu pasukan militer untuk memadamkan pemberontakan dan
menggantikan Sultan, yang dibuang ke Ambon.
** Britania memutuskan untuk melepaskan [[Malaka]];
[[Stamford Raffles]], yang saat itu seorang pegawai kecil, menulis surat yang
penting kepada India yang isinya mendesak agar keputusan itu diubah. Keputusan
diubah, dan Britania tetap tinggal di Malaka.
** [[Sulaiman Saidullah]] menjadi Sultan [[Banjar]].
* [[1809]]
** Daendels membangun jalan pegunungan dari Batavia ke
Cirebon ([[Jalan Raya Pos]]/''Groote Postweg''), memerintahkan pemindahkan kota
Bandung ke jalan tersebut (tempatnya sekarang). Pangeran [[Kornel]], pemerintah
setempat di Sumedang, menolak bekerja sama karena perlakuan yang buruk terhadap
rakyat setempat.
** Daendels melepaskan kekuasaan Belanda di [[Banjarmasin]]
demi mengonsolidasikan kekuasaannya di Jawa.
* [[1810]]
** Daendels melepaskan kekuasaan Belanda di Banjarmasin.
** Bulan Mei, Britania menyerang dan merebut kembali Ambon,
Ternate and Tidore.
** [[Raden Rangga]], ipar Sultan, memulai pemberontakan yang
gagal melawan Belanda di Yogyakarta; Daendels bersama ribuan tentara berangkat
ke Yogyakarta, memaksa Hamengkubuwono II mengundurkan diri dan menyerahkan
kekuasaannya kepada [[Hamengkubuwono III]].
** Napoleon menganeksasi Belanda untuk Perancis. Daendels
mengibarkan bendera Perancis di Batavia.
** Raffles mengunjungi [[Lord Minto]], Gubernur Jenderal
Britania di India, di [[Kolkata]] (Kalkuta), mendesaknya agar mengusir Perancis
dan Belanda dari Jawa. Minto setuju.
* [[1811]]
** Januari, Daendels memaksakan perjanjian-perjanjian baru
terhadap Yogyakarta dan Surakarta, isinya mencakup penghentian pembayaran uang
sewa Belanda kepada kedua Sultan untuk wilayah-wilayah pantai utara.
** Hamengkubuwono III menyerahkan Pangeran [[Natakusuma]]
kepada Belanda, karena dicurigai terlibat dalam pemberontakan 1810.
** Mei, Daendels digantikan oleh [[Jan Willem Janssens]].
(Tak lama kemudian Daendels bekerja di bawah Napoleon dalam peperangannya yang
gagal di [[Moskwa]].)
** [[3 Agustus]] pasukan-pasukan Britania dengan puluhan
kapal berlabuh di Jawa.
** Para pangeran setempat di Banten, yang masih dilanda
pemberontakan karena beban pekerjaan-pekerjaan umum yang diperintahkan
Daendels, menangkap dan memenjarakan Sultan Banten dan bekerja sama dengan
Britania.
** [[26 Agustus]] [[Perang Jawa Britania-Belanda]] dimulai.
Britania di bawah Lord Minto merebut Batavia. Belanda, yang menderita kekalahan
yang hebat, mengundurkan diri ke Semarang. Jansen mundur ke daerah Semarang.
** [[18 September]] Pemerintahan Belanda dibawah Jansen
menyerah kepada Britania di Salatiga.
** [[Thomas Stamford Raffles]] sebagai wakil kerajaan
Britania, diangkat sebagai Letnan Gubernur Jenderal Jawa. Dia berusaha
menunjukkan perhatiannya terhadap kesejahteraan penduduk asli sebagai tanggung
jawab pemerintah. Selain itu tindakan kebijaksanaan Raffles yang terkenal di
Indonesia adalah memasukkan sistem ''landrente'' (pajak tanah) yang selanjutnya
meletakkan dasar begi perkembangan perekonomian, Raffles juga mengenalkan
sistem uang dan penekanan desa sebagai pusat administrasi.
** [[Bagus Rangin]] ditangkap oleh Britania; pemberontakan
di sekitar Cirebon mereda.
** Penduduk Belanda di Palembang dan sekitarnya dibunuh,
diduga karena perintah Sultan Mahmud Badaruddin II; Britania memerintahkan
Badruddin digulingkan dan digantikan oleh saudara lelakinya, [[Husin
Diauddin]].
** Hamengkubuwono II merebut kembali gelarnya di Yogyakarta.
** Desember Raffles mengunjungi [[Kraton Yogyakarta]]
sehingga membangkitkan sikap bermusuhan.
** [[Pakubuwono IV]] mengirimkan surat-surat rahasia ke
Yogyakarta yang menawarkan bantuan kepada Britania, namun juga mengharapkan
Yogyakarta akan dapat memperluas daerahnya; Britania mulai melakukan
perundingan rahasia dengan Hamengkubuwono III; Natakusuma menawarkan bantuan
kepada Britania.
* [[1812]]
** [[12 Januari]] Raffles mengeluarkan pengumuman untuk
menata ulang dan memodernisasikan sistem pengadilan.
** Juni, Britania dibantu prajurit Legiun Mangkunegara
menembaki Yogyakarta dengan meriam, merebut, dan merampok kota itu. Pakubuwono
IV dari Surakarta tidak banyak membantu. Hamengkubuwono II disingkirkan oleh
Britania, dibuang ke Padang, dan digantikan kembali oleh Hamengkubuwono III.
** Natakusuma menjadi Pangeran [[Pakualam I]], mendirikan
Dinasti [[Pakualam]].
** Oktober Britania menandatangani perjanjian dengan Sultan
Banjar.
** Britania merebut [[Timor]].
** Britania menguasai Palembang, Britania mengangkat
pangeran Adipati menjadi sultan dengan gelar [[Ahmad Najamuddin II]] atau
[[Husin Diauddin]]
** Britania menguasai [[Belitung]] sebagai ganti rugi untuk "pembantaian"
di Palembang pada tahun sebelumnya.
* [[1813]]
** Britania berdamai dengan Palembang, [[Mahmud Badaruddin
II]] naik tahta kembali menjadi Sultan Palembang
** Raffles menghapuskan [[Kesultanan Banten]]; Sultan akan
diberikan uang pensiun oleh pemerintah Britania.
** November, Pemberontakan di Belanda melawan Napoleon.
* [[1814]]
** Juni Lord Minto, Gubernur Britania di India dan pelindung
serta promotor Raffles meninggal dunia. Raffles dituduh korupsi, namun kemudian
terbukti tidak bersalah.
** [[21 Juni]] Perjanjian antara bangsa-bangsa yang
berperang melawan Napoleon untuk mendirikan sebuah "Kerajaan Belanda"
yang baru.
** [[13 Agustus]] Britania setuju bahwa semua harta dan
kekuasaannya di [[Hindia Belanda]] dikembalikan kepada Belanda.
** Perang Britania dengan orang-orang Bali di [[Buleleng]]
dan [[Karangasem]] karena perdagangan budak.
** [[Bone]] menyerang kekuasaan Britania.
** Orang-orang Britania ditempatkan di Banjarmasin dan
[[Pontianak]].
** [[Hamengkubuwono IV]] berkuasa di Yogyakarta.
[[Diponegoro]] (kakak laki-lakinya yang menolak naik takhta) ditunjuk sebagai
wali dari Sultan yang baru berusia 13 tahun.
** Ekspedisi Britania melaporkan penemuan [[Borobudur]] dan
[[Prambanan]] ke Eropa untuk pertama kalinya.
* [[1815]]
** Sebagian besar dari para bangsawan Minangkabau dibunuh
oleh para pendukung [[Padri]]; kaum Padri mulai memperluas penyebaran Islam ke
daerah-daerah Batak.
** April-Juli, [[Gunung Tambora]] di [[Sumbawa]] meletus:
12.000 orang meninggal karena letusan itu sendiri, belakangan 50.000 meninggal
karena kelaparan yang disebabkan letusan itu. Gunung Tambora menyemburkan debu
vulkanik sejauh beribu-ribu kilometer sehingga iklim dunia berubah drastis.
** Mei, Raffles mengunjungi Borobudur.
** Raffles memerintah langsung atas Cirebon, menyingkirkan
kekuasaan dari para Sultannya.
** Pemerintah Belanda membentuk aturan-aturan tentang
pemerintahan [[Hindia Belanda]]. (Aturan-aturan ini kelak menjadi semacam
konstitusi untuk Hindia Belanda, dalam suatu bentuknya atau yang lainnya,
hingga 1942.)
** Pada [[Kongres Wina]], diputuskan bahwa Britania harus
mengembalikan Jawa dan kekuasaan Hindia-Belanda lainnya kepada Belanda sebagai
bagian dari persetujuan yang mengakhiri [[Perang Napoleon]].
* [[1816]]
** Bone kembali menyerang Britania.
** [[19 Agustus]], Belanda kembali berkuasa di Batavia.
[[Cornelis Elout]] melanjutkan kebijakan-kebijakan pembaruan Raffles.
Penyerahan kekuasan dari Inggris (letnan Gubernur [[John Fendall]]) kepada
Belanda (Komisaris Jenderal yang terdiri dari Tiga orang, yakni Elout,
[[Buijskes]], [[Van der Capellen]]). Jawa dan pos-pos lainnya di Indonesia
dikembalikan kepada pihak Belanda sebagai bagian dari penyusunan kembali secara
menyeluruh urusan-urusan Eropa setelah perang-perang Napoleon. Thomas Stamford
Raffles meninggalkan Jawa kembali ke Inggris.
** Belanda gagal dalam usahanya membujuk raja-raja Bali
menerima kekuasaan Belanda.
[[Berkas:Nedimperialisme.gif|thumb|right|300px|Wilayah
Hindia Belanda ]]
* [[1817]]
** Wilayah Madura disatukan menjadi satu
kabupaten/keresidenan.
** [[Pattimura]] memimpin pemberontakan melawan Belanda yang
kini kembali di Ambon; digantung pada Desember.
** [[8 Mei]], [[Kebun Raya]] didirikan di Bogor.
** [[Gunung Ijen]] meletus di Jawa Timur.
* [[1818]]
** Maret, Sir Thomas Stanford Raffles dikirim untuk memimpin
benteng Britania di Bengkulu. Dari sana ia berusaha mendirikan kekuasaan
Britania di Hindia.
** Raffles mengirim sebuah pasukan kecil ke Lampung untuk
membangun kekuasaan Britania di sana; para pegawai Perusahaan Hindia Timur
Britania di Kolkata memanggilnya kembali.
** Raffles mengirim pasukan-pasukan ke Palembang untuk
mencampuri perundingan-perundingan antara Sultan dan Belanda. Mereka ditangkap
dan dikirim ke Batavia. Para pejabat Britania sekali lagi memerintahkan Raffles
untuk mengundurkan diri.
** Di bawah Cornelis Elout, Belanda mengakhiri perdagangan
budak di Jawa.
** Belanda kembali ke [[Melaka]].
** Belanda kembali ke Pontianak.
* [[1819]]
** [[19 Januari]], Raffles mendirikan [[Singapura]], setelah
membeli pulau itu dari Sultan [[Johore]].
** Belanda kembali ke Padang. Raffles berusaha membangkitkan
aksi-aksi anti-Belanda di pedesaan Minangkabau.
** [[Perang Menteng]] meletus di Palembang.
** Pangeran Ratu menjadi Sultan Palembang dengan gelar
[[Ahmad Najamuddin III]] menggantikan ayahnya Sultan Mahmud Badaruddin II.
* [[1820]]
** [[Pakubuwono V]] menjadi Susuhunan Solo.
** Belanda mengirim ekspedisi ke [[Kepulauan Aru]].
** Komisi payung dibentuk untuk mengawasi gereja-gereja
Protestan di Hindia Belanda.
==== 1821-1840 (Perang Padri, Perang Diponegoro, Tanam
paksa) ====
* [[1821]]
** Para bangsawan [[Minangkabau]] yang tersisa
menandatangani perjanjian yang menyerahkan Minangkabau kepada Belanda sebagai
pembayaran untuk perlindungan terhadap kaum Paderi.
** "[[Perang Padri]]" meletus, hingga 1837.
** [[Kolera]] muncul pertama kali di Jawa; panen padi gagal.
** Britania menguasai Palembang. [[Sultan Mahmud Badaruddin
II]] dan keluarganya ditangkap dan diasingkan ke Ternate.
** Prabu Anom menjadi Sultan Palembang dengan gelar [[Ahmad
Najamuddin IV]].
* [[1822]]
** [[Hamengkubuwono IV]] meninggal, sementara menyebar
desas-desus bahwa ia telah diracuni. Hamengkubuwono V adalah Sultan yang baru.
Diponegoro kecewa karena penanganan situasinya oleh para pejabat Belanda.
** [[Gunung Merapi]] meletus dekat Yogyakarta.
* [[1823]]
** Pasukan-pasukan Belanda dikalahkan oleh kaum Padri di
[[Lintau]].
** Gubernur Jenderal [[van der Capellen]] menghapuskan
penyewaan tanah di Jawa Tengah. Dia memerintahkan sewa-menyewa tanah dihapuskan
dan mengembalikan uang muka yang telah dibayarkan penyewa Tionghoa dan Eropa
kepada pemilik tanah untuk dikembalikan. Hal ini menjadikan bengsawan
kehilangan sumber pendapatannya sementara uang muka yang telah diterima sudah
habis digunakan.
** [[Pakubuwono VI]] naik takhta di Solo.
** [[Kramo Jayo]] menjadi Sultan Palembang.
** Raffles, dalam kondisi kesehatan yang buruk, kembali ke
Inggris.
* [[1824]]
** [[17 Maret]], Britania dan Belanda menandatangani
[[Perjanjian London]] dan membagi Hindia Belanda di antara mereka sendiri.
Belanda mengklaim Sumatra, Jawa, Maluku, Irian Jaya, dan lain-lain. Britania
mengklaim [[Malaya]] dan Singapura, dan mempertahankan kepentingannya di Borneo
Utara. Aceh diharapkan akan tetap independen.
** [[Bone]] merebut wilayah-wilayah Belanda di Sulawesi
selatan.
** Hindia Belanda menghadapi krisis keuangan - Gubernur
Jenderal van der Capellen menawarkan koloni ini kepada sebuah perusahaan swasta
Britania, [[Palmer and Co.]], sebagai ganti pinjaman untuk menebus pemerintahan
kolonial. (Pemerintah Belanda yang merasa dipermalukan oleh kejadian-kejadian
ini, memberikan pinjaman besar kepada Hindia Belanda pada 1826 dan 1828.)
** Belanda membentuk pemerintahan langsung di Riau.
* [[1825]]
** [[29 Maret]], [[Nederlandsche Handel Maatschappij]]
(Perusahaan Dagang Belanda) dibentuk. Komoditi-komoditi ekspor seperti kopi,
gula, nila yang dihasilkan masyarakat dikapalkan ke Eropa oleh perusahaan ini.
** Belanda mengalahkan Bone sebelum Perang Diponegoro;
pertempuran sporadik berlanjut selama bertahun-tahun.
** para pejuang Padri merebut daerah Tapanuli selatan. Raja
[[Sisingamangaraja X]] dari Batak terbunuh dalam peperangan melawan kaum Padri.
** Belanda menuntut para calon haji yang ingin naik haji
untuk memperoleh paspor dan membajar pajak seharga 110 gulden.
** Mei, Diponegoro dan para penguasa istana bentrok karena
pertikaian menyangkut jalan yang baru yang akan dibangun di dekat [[Tegalreja]]
yang melewati makam dan tanah leluhur.
** Juli, Belanda mengirim pasukan-pasukannya untuk menangkap
Diponegoro, yang mengumumkan pemberontakan. Tegalreja direbut dan dibakar,
Diponegoro berhasil melarikan diri. Inilah awal dari "[[Perang
Diponegoro]]", yang berlangsung hingga 1830. Perjuangan Diponegoro dibantu
[[Kyai Maja]] yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan.
** [[Adam al-Wasi' Billah]] menjadi Sultan Banjar.
** Garis suksesi di Palembang berakhir. Belanda membentuk
pemerintahan langsung.
** Belanda mengeluarkan perintah untuk menangkap [[Raden
Intan]] di Lampung. Raden Intan meninggal dan digantikan oleh [[Raden Imba Kusuma]].
* [[1826]]
** [[Perang gerilya]] merebak di seluruh Jawa Tengah dan
Timur.
** Belanda mulai mengorganisasi pasukan-pasukan khusus untuk
berperang di Hindia Belanda.
** Van der Capellen digantikan oleh [[Du Bus]] sebagai
Gubernur Jenderal.
** Agustus Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari
pembuangan di Ambon, dan mengangkatnya kembali sebagai Sultan Yogyakarta.
** Oktober, Diponegoro dikalahkan di [[Gowok]], dekat
Surakarta. Pasukan-pasukannya dipukul balik.
* [[1827]]
** Belanda menata ulang pasukan-pasukannya dalam Perang
Diponegoro, mengganti dengan taktik-taktik yang lebih fleksibel, mengadakan
serangan-serangan terhadap para pasukan gerilya.
* [[1828]]
** April, orang-orang Jawa berhasil menghadapi Belanda.
** Madura menjadi satu keresidenan dengan Surabaya.
** Wabah [[cacar]] di Bali.
** [[Fort Du Bus]] didirikan Belanda di Papua.
** November [[Kyai Maja]], penasihat rohani Diponegoro,
ditangkap Belanda setelah pertempuran berlangsung.
* [[1829]]
** September Pangeran [[Mangkubumi]] (paman dari Diponegoro)
menyerah. Ia diizinkan kembali ke istananya.
** Oktober, Panglima [[Sentot Alibasyah]] menyerah. Belanda
mengangkatnya menjadi Letnan kolonel.
* [[1830]]
[[Berkas:Mataram Baru 1830.png|thumb|240px|Mataram setelah
[[Perang Diponegoro]] pada tahun [[1830]].]]
** Maret, Diponegoro setuju mengadakan perundingan Magelang,
ditangkap dan dibuang ke Manado, lalu ke Makassar (hingga meninggal tahun
1855).
** [[Pakubuwono VI]], dicurigai oleh Belanda, dibuang ke
Ambon (hingga 1849). [[Pakubuwono VII]] menjadi Susuhunan Solo.
** [[Johannes van den Bosch]] tiba sebagai Gubernur Jenderal
yang baru, mulai menerapkan ''cultuur stelsel'' atau "[[tanam
paksa]]". Setiap desa harus menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami
komoditi ekspor khususnya kopi, tebu, nila. Hasil tanaman ini akan dijual
kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan (20%) dan hasil
panen diserahkan kepada pemerintah kolonial.
** [[Tanam paksa]] tumbuhan indigo ([[nila]]) diperkenalkan
di [[Priangan]].
** Kapal uap pertama tiba di Hindia Belanda.
** ''[[Nederlands Zendelinggenootschap]]'' (NZG -
Perhimpunan Zending Belanda) mulai menawarkan pendidikan kepada anak-anak
pribumi.
** [[4 Desember]] Van den Bosch secara resmi mengorganisasi
pasukan Belanda dari Perang Jawa menjadi ''Oost-Indische Leger'', atau
"Tentara Hindia Timur" (belakangan dikenal sebagai [[KNIL]]).
* [[1831]]
** Pemerintah Hindia Belanda berhasil membuat anggaran
berimbang.
** Pasukan-pasukan Belanda memerangi kaum Padri di Sumatra
dan mencapai wilayah Bonjol.
* [[1832]]
** Belanda menggulingkan Sultan [[Jailolo]] dan menguasai
Halmahera.
** Kapal-kapal AS [[Serangan Amerika Serikat ke Kuala Batee
(1832)|menembaki]] desa-desa pantai di Aceh dalam upaya mengatasi perompakan.
* [[1833]]
** Januari, desa-desa Minangkabau di sekitar Bonjol bangkit
dalam pemberontakan rakyat; pasukan-pasukan Belanda di daerah itu dibantai.
Perang Padri memanas; Belanda menyegel daerah pantai. Sentot berperang di pihak
Belanda, namun kemungkinan di dalam hatinya ia tidak memihak Belanda. Belanda
menempatkan Sentot di bawah pengawasan di Bengkulu (hingga [[1855]]).
** Sultan Jambi meminta bantuan Belanda untuk melawan
Palembang.
* [[1834]]
** Belanda memaksa Sultan [[Muhammad Fahruddin]] dari Jambi
mengakui kekuasaan Belanda.
** Pemerintah Portugis mengusir para pastor [[Dominikan]]
dari Timor Timur.
* [[1836]]
** Belanda mengabaikan Fort Du Bus di Papua.
* [[1837]]
** Bonjol di Minangkabau akhirnya jatuh ke tangan Belanda
dalam Perang Padri. Tuanku [[Imam Bonjol]] menyerah dan dikirim ke pembuangan.
* [[1838]]
** Kemenangan Belanda di [[Daludalu]] mengakhiri Perang
Padri di Minangkabau. Pemerintahan langsung Belanda atas Minangkabau diterapkan
(hukum adat dan para bangsawan tampaknya pro-Belanda, para pemimpin Islam
anti-Belanda).
** Ekspedisi Belanda melawan Flores.
** Bone memperbarui [[Perjanjian Bungaya]]; peperangan
melawan Belanda mereda.
** Belanda meresmikan kehadirannya di Nias.
** [[Sulaiman]] mewarisi takhta Aceh, tetapi [[Tuanku
Ibrahim]] memerintah sebagai wali, dan berkuasa di Aceh hingga [[1870]].
** [[Kerajaan Mataram]] di Lombok menguasai seluruh pulau,
ditambah Karangasem di Bali.
* [[1839]]
** Pedagang Denmark, [[Mads Lange]], membuka sebuah pos
perdagangan di Kuta, Bali.
* [[1840]]
** Cultuur Stelsel sudah menghadapi berbagai masalah.
Tanda-tanda penderitaan dikalangan orang pribumi Jawa dan Sunda mulai tampak.
Khususnya didaerah penanaman tebu. Pabrik-pabrik gula bersaing dengan pertanian
padi untuk jatah air. Tibul paceklik dan harga beras menjadi sangat mahal.
==== 1841-1860 (Perang Bali, Max Havelaar) ====
* [[1841]]
** Raja-raja [[Badung]], [[Klungkung]], [[Karangasem]] dan
[[Buleleng]] di Bali menandatangani perjanjian yang mengakui kekuasaan Belanda;
para raja itu diberikan hak untuk tetap berkuasa ke dalam.
** [[James Brooke]] mulai membangun sebuah kerajaan pribadi
untuk dirinya sendiri di [[Sarawak]].
* [[1842]]
** Belanda menarik diri dari pantai timur Sumatra di sebelah
utara Palembang karena kekuatiran Britania.
** Bangsawan di Surakarta ditangkap karena dicurigai
menghasut pemberontakan.
* [[1843]]
** Raja Lombok menerima kekuasaan Belanda.
** Kelaparan di Cirebon.
* [[1844]]
** Raja-raja Buleleng dan Karangasem tidak puas dengan
Belanda, dan menolak untuk mengesahkan perjanjian.
* [[1845]]
** Industri [[vanila]] dimulai di Jawa.
* [[1846]]
** Juni, pasukan-pasukan Hindia Belanda menyerang Buleleng;
raja-raja lain diam-diam mendukung kekuatan-kekuatan anti-Belanda. Istana di
Singaraja dihancurkan. Raja Buleleng menandatangani perjanjian penyerahan.
Hindia Belanda menempatkan sebuah pos pasukan di Singaraja.
** Ekspedisi Hindia Belanda melawan Flores.
** Wabah [[tipus]] merebak di Jawa.
** Hindia Belanda menguasai Samarinda.
** Tambang batu bara komersial pertama dibuka di Martapura,
Kalimantan Selatan.
** Pemberontakan di Banten.
* [[1847]]
** Ekspedisi militer Belanda ke Nias.
* [[1848]]
** Juni, Hindia Belanda mengirim pasukan militer ke Bali
untuk menghadapi konflik yang timbul karena pemaksaan perjanjian dengan
raja-raja setempat. Pasukan ini dikalahkan oleh suatu pasukan Bali di bawah
pimpinan [[Gusti Ketut Jilantik]] di [[Jagaraga]], dan menarik diri dari pulau
itu.
** Konstitusi baru di Belanda: Dewan Negara (parlemen)
Belanda mempunyai kuasa atas urusan-urusan kolonial. Sebagian anggota parlemen
menuntut diadakannya perubahan di tanah jajahan dan mendesak diadakannya
pembaharuan liberal. Pengurangan peranan pemerintah dalam perekonomian
kolonial, pembebasan terhadap pembatasan perusahaan swasta, dan diakhirinya
tanam paksa.
** Undang-undang, sipil dan kriminal yang diperbarui untuk
Hindia Belanda diperkenalkan, dan berlaku hanya untuk keturunan Eropa saja.
** Demonstrasi di Batavia, dipimpin oleh [[Baron van
Hoevell]] (seorang pendeta [[Hervormd]] Belanda), memohon kepada Raja Belanda
agar diberlakukan [[kebebasan pers]], sekolah menengah untuk masyarakat, dan
perwakilan untuk Hindia Belanda di Dewan Negara.
** Sekolah-sekolah [[karesidenan]] untuk pendidikan dan
latihan anak-anak para pemerintah dan bangsawan setempat, mulai dibuka.
* [[1849]]
** April, Sebuah kekuatan militer Hindia Belanda dalam
jumlah besar dikirim ke Bali. Gusti Ketut Jilantik gugur dalam pertempuran.
Hindia Belanda menguasai Buleleng dan pantai utara Bali.
** Mei Pasukan-pasukan Hindia Belanda memasuki Bali selatan
untuk pertama kalinya, bergerak melalui Karangasem dan Klungkung untuk
memadamkan perlawanan.
** Raja Lombok menyerang dan merebut Karangasem.
** Belanda menguasai penuh Palembang.
* [[1850]]
** Belanda memulai pekerjaan misi di kalangan suku Batak di
Sumatra utara. Pemerintah Hindia Belanda melarang para misionaris [[Katolik]]
memasuki daerah suku Batak di Sumatra atau Toraja di Sulawesi. Hanya para
misionaris [[Protestan]] yang diizinkan masuk ke sana.
** Bala kelaparan di Jawa Tengah.
** Belanda membeli sisa-sisa benteng Portugis di Flores.
* [[1851]]
** Sekolah "Dokter-Jawa" didirikan di [[Gambir,
Jakarta Timur|Gambir]] (Weltevreden), Batavia.
** [[Billiton Maatschappij]] memulai pertambangan timah di
Belitung. Banyak buruh Tionghoa yang didatangkan ke sana.
* [[1852]]
** [[Kesultanan Aceh|Aceh]] mengirim utusan kepada
[[Napoleon III dari Perancis]].
** Pohon [[kola]] diperkenalkan di Jawa.
** Belanda mengakhiri pajak yang dipungut dari para calon
jemaah haji.
* [[1853]]
** Belanda mulai mengatur administrasi Bali utara.
** [[Mangkunegara IV]] mengambil gelarnya di Surakarta.
* [[1854]]
** Pemerintah Belanda mengeluarkan suatu pembaruan
konstitusional untuk daerah Hindia Belanda
("''Regeeringsreglement''"). Para penguasa setempat di Hindia Belanda
akan tetap memiliki kekuasaan tradisional atas warga mereka, dan berkuasa atas
nama Belanda. Pemisahan yang ketat antara warga Eropa dan kaum Inlander diakui
di dalam undang-undang.
** [[Gubernur Jenderal]] Hindia Belanda memperoleh kuasa
untuk mengasingkan siapapun juga; terhukum tidak memiliki hak untuk naik
banding atau meninjau ulang keputusannya.
** Aceh menegakkan kekuasaannnya atas [[Langkat]], [[Deli]]
dan [[Serdang]] di pantai timur Sumatra ("pelabuhan lada").
** Tanaman ''cinchona'' ([[kina]]) diperkenalkan di Priangan,
di Cibodas, Jawa Barat.
* [[1855]]
** [[Hamengkubuwono VI]] menjadi Sultan Yogyakarta.
** Militer Belanda melakukan [[Perang Nias|ekspedisi ke
Nias]].
** Belanda memperluas kekuasaannya atas Kalimantan Barat.
** Pangeran Diponegoro meninggal di Benteng Rotterdam,
Makassar.
* [[1856]]
** Aturan Penerbitan memberikan kekuasaan kepada Gubernur
Jenderal untuk melakukan sensor pra-penerbitan terhadap pers tanpa kesempatan
naik banding atau peninjauan kembali.
** Maret, [[Eduard Douwes Dekker]] dipecat dari posisinya di
pemerintahan di Jawa Barat setelah menuduh para bupati setempat melakukan
korupsi. (Belakangan, dengan nama pena "[[Multatuli]]", ia menulis
novel "[[Max Havelaar]]", yang mengungkapkan kondisi-kondisi dan penindasan
di Jawa oleh pemerintah kolonial kepada para pembaca di Belanda.)
** Ekspedisi militer Belanda ke [[Flores]].
* [[1857]]
** Belanda ikut campur dalam suksesi Sultan Banjarmasin,
dengan mendukung [[Tamjidillah]] daripada [[Hidayatullah]] yang lebih populer.
** Kabel [[telegraf]] pertama diletakkan dari Batavia ke
[[Buitenzorg]] (Bogor).
* [[1858]]
** Ekspedisi Belanda melawan Sulawesi selatan.
** Ratu [[Taha Saifuddin]] dari Jambi menolak perjanjian
dengan Belanda, melarikan diri ke hutan-hutan dengan membawa pusaka (lambang
kekuasaan keluarganya), dan berjuang hingga [[1904]].
** Belanda mengambil [[Siak]] di Sumatra utara melalui
perjanjian dan memindahkan pasukan-pasukannya untuk mencegah para petualang
Britania mendapatkan tempat berpijak di sana. Perbatasan Siak ditetapkan hingga
mencakup Langkat dan Deli, yang berbatasan dengan wilayah Aceh.
** Pemerintahan Hindia Belanda mengalami defisit karena
biaya-biaya militer.
** [[Pakubuwono VIII]] menjadi Susuhunan Solo.
* [[1859]]
** [[Perang Banjarmasin]] dipimpin oleh Pangeran
[[Antasari]]; Belanda menarik dukungannya terhadap [[Tamjidillah]], mengirimnya
ke Buitenzorg (kini [[Kota Bogor|Bogor]]).
** Portugis menandantangani perjanjian dengan Belanda:
Portugis melepaskan pos-posnya yang jauh dan klaim-klaimnya atas Flores dan
Solor kepada Belanda, dan mempertahankan haknya atas Timor Portugis. Pembagian
antara Timor Barat dan Timur diputuskan.
** Pemerintah Belanda melarang perbudakan di Hindia Belanda.
** [[Perang Bone (1859)|Ekspedisi militer Belanda ke Bone]]
untuk menggulingkan Ratu [[Basse Kajuara]].
** Kabel telegraf dipasang antara Batavia hingga Singapura.
* [[1860]]
** "[[Max Havelaar]]" diterbitkan.
** Belanda membuka Pulau [[Sabu]].
** Belanda menghapuskan [[Kesultanan Banjarmasin]], dan
memaksakan pemerintahan kolonial langsung.
** Belanda memperluas wilayah protektoratnya hingga mencakup
[[Kesultanan Wajo]] di Sulawesi.
==== 1861-1880 (Perang Aceh, Perang Batak, UU Agraria) ====
* [[1861]]
** [[Pakubuwono IX]] menjadi Susuhunan Solo.
** Para [[misionaris]] [[Protestan]] [[Jerman]] mulai
bekerja di sekitar [[Danau Toba]] di Sumatra Utara.
* [[1862]]
** [[Pangeran Hidayatullah]] menyerah di Banjarmasin, dan
dibuang ke Jawa. [[Antasari]] meninggal karena cacar, perang gerilya berlanjut.
** Wajib tanam [[lada]] dihentikan.
* [[1863]]
** Ekspedisi militer Belanda ke Nias.
** Britania mengirim kapal-kapal perang ke Langkat dan
"pelabuhan-pelabuhan lada lainnya " di Sumatra.
** [[1 Juli]], Perbudakan secara resmi berakhir di Hindia
Belanda.
** Tanaman [[tembakau]] diperkenalkan di Sumatra Utara.
** [[Fransen van de Putte]], seorang bekas pemilik perkebunan
di Jawa dan penentang sistem [[tanam paksa]], menjadi Menteri Urusan Koloni
Belanda.
** Wajib tanam [[cengkeh]] dan [[pala]] diakhiri.
* [[1864]]
** [[1 April]], Perangko Hindia Belanda pertama diterbitkan.
** Belanda bereksperimen dengan tanaman [[karet]] di Jawa
dan Sumatra.
** Belanda mengklaim [[Kepulauan Mentawai]].
** Sultan [[Siak]] terakhir turun takhta.
* [[1865]]
** Tanam paksa teh, kayu manis dan nila diakhiri.
** Belanda memperkenalkan tembakau di Deli dan Sumatra
Utara.
** Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Kesultanan
[[Kabupaten Asahan|Asahan]] di Sumatra Utara dan menyingkirkan Sultan ke Riau.
** Undang-undang dan peraturan kehutanan yang baru
diperkenalkan.
* [[1866]]
** Wajib tanam tembakau diakhiri.
** Hindia Belanda melembagakan pemerintahan langsung di
Sumba.
* [[1867]]
** Gunung [[Merapi]] meletus dekat Yogyakarta; 1.000 orang
meninggal.
** "Undang-undang Pertanggungjawaban" mewajibkan
keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari keuangan Belanda.
** Departemen Pendidikan Hindia Belanda dibentuk.
* [[1868]]
** Belanda memperketat kekuasaannya terhadap Bengkulu.
* [[1869]]
** Sepertiga penduduk Sabu meninggal karena cacar.
** Aceh memohon perlindungan kepada Kerajaan [[Ottoman]].
** [[Deli Maatschappij]] didirikan oleh para investor
swasta.
** Pada [[1869]], [[Terusan Suez]] dibuka, sehingga sangat
mengurangi waktu dan upaya perjalanan antara Eropa dan Asia lewat laut, dan
menjadikan tempat-tempat seperti Aceh jauh lebih penting dan strategis.
* [[1870]]
** Wilayah Minahasa ditempatkan di bawah pemerintah langsung
Belanda.
** Sultan [[Mahmud Syah]] memerintah di Aceh hingga
[[1874]].
** Undang-undang Gula mulai suatu masa pembaruan agrikultur.
** Penyakit melanda tanaman [[kopi]] di Jawa.
** Pelayanan kapal uap yang rutin ke Belanda melalui Terusan
Suez dibuka.
* [[1871]]
** Undang-undang [[Agraria]], ''Agrarische Wet'',
menggalakkan privatisasi pertanian, dan mulai membatalkan berbagai praktik
tanam paksa. UU ini dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sebagai
tindak lanjut atas kemenangan partai [[Liberal]] di Belanda, sekaligus
menggantikan politik [[Tanam Paksa]] (Cultuur Stelsel) dengan penanaman modal
pengusaha Belanda. Pada pelaksanaannya Agrarische Wet mendukung berdirinya
perkebunan-perkebunan besar Belanda di Hindia Belanda, sehingga dapat disebut
sebagai upaya menarik modal swasta ke Hindia Belanda.
** Wabah [[cacar]] membunuh 18.000 orang di Bali.
** Kabel telegraf dipasang dari Banyuwangi, Jawa hingga ke
Australia.
** November, [[Traktat Sumatra]] antara Britania dan
Belanda: Belanda memberikan [[Pantai Emas]] kepada Britania; Belanda dapat
mengirimkan buruh-buruh kontrak dari India ke Guiana Belanda (kini:
[[Suriname]]); Belanda bebas bertindak di Sumatra, Britania dan Belanda
mempunyai hak-hak perdagangan di Aceh. Akibat dari perjanjian ini: tidak ada
lagi keberatan terhadap upaya Belanda menaklukkan Aceh.
* [[1872]]
** [[Perang Batak]] dimulai di Sumatra utara, berlangsung
hingga [[1895]].
[[Berkas:Nedimperialisme2.gif|thumb|right|300px|Peta
peperangan Hindia Belanda ]]
* [[1873]]
** [[25 Januari]] Utusan dari Aceh mengadakan pembicaraan
dengan konsul Amerika di Singapura, namun [[Washington]] menolak memberikan
bantuan AS. Belanda menjawab dengan peperangan.
** [[26 Maret]] [[Perang Aceh]] meletus. Belanda mengebom
Banda Aceh.
** [[8 April]] Belanda mendaratkan pasukan-pasukannya di
Banda Aceh.
** [[25 April]] pasukan-pasukan Aceh memaksa Belanda mundur.
** Sultan [[Kutai]] menandatangani perjanjian yang mengakui
Belanda.
** Tanaman [[teh]] [[Assam]] dari India diperkenalkan untuk
menggantikan tanaman teh dari Tiongkok, yang hasilnya mengecewakan. Produksi
teh mulai meningkat.
** Jalur kereta api pertama dibangun di Jawa.
** [[11 November]] Belanda menyerang Aceh kembali, dan
mempertahankan posisi mereka, namun mengalami kerugian besar karena penyakit.
** Belanda berperang sia-sia selama lebih dari 30 tahun,
berusaha menguasai Aceh, namun tidak pernah benar-benar berhasil.
* [[1874]]
** [[24 Januari]] Pejuang Aceh meninggalkan Banda Aceh dan
mengundurkan diri ke daerah perbukitan. Belanda mengumumkan bahwa Kesultanan
Aceh telah berakhir.
** Sultan [[Mahmud Syah]] dari Aceh meninggal di hutan;
Sultan [[Ibrahim Mansur Syah]] memimpin kesultanan di bukit-bukit hingga
[[1907]]. [[Teuku Umar]], seorang bangsawan Aceh, memimpin pasukan-pasukan
Aceh.
** Ekspedisi Belanda ke Flores.
** Belanda mengirim seorang utusan ke Kepulauan Aru.
* [[1875]]
** Hindia Belanda, [[Australia]], dan [[Jerman]] menetapkan
perbatasan antara klaim-klaim mereka di [[New Guinea]].
* [[1876]]
** Tanaman [[karet]] diperkenalkan di Jawa.
** [[Baba Hassan]] memimpin pemberontakan di Halmahera.
* [[1877]]
** [[Hamengkubuwono VII]] menjadi Sultan Yogyakarta.
** Sejak saat ini, pemerintahan Hindia Belanda beroperasi
dengan keuangan yang merugi.
* [[1878]]
** Tanam paksa gula dan kopi mulai dihapuskan.
** Ekspedisi di bawah Jenderal [[Van der Heijden]] membakar
habis 500 desa di Aceh.
** Teungku [[Cik di Tiro]], seorang ulama Islam, mulai
memimpin perlawanan di Aceh.
* [[1879]]
** [[R.A. Kartini]] dilahirkan di Jepara.
** Tanaman [[koka]] diperkenalkan di Jawa.
* [[1880]]
** Jalur kereta api antara Batavia dan Bandung diselesaikan.
** [[Koelie Ordonnantie]] ("Ordonansi Kuli")
menguraikan undang-undang kontrak tenaga kerja: majikan harus menyediakan
perumahan dan pemeliharaan kesehatan yang memadai, buruh hanya terikat dengan
perkebunan selama kontrak yang berlaku. Kontrak harus ditandatangani di hadapan
hakim, dan dapat dipertikaian di pengadilan.
** Susu kental dalam kaleng yang pertama diimpor dari
Australia.
==== 1881-1899 ====
* [[1881]]
** Para tetua suku Minahasa dijadikan pegawai-pegawai
bergaji dari Hindia Belanda.
** [[Mangkunegara IV]] wafat.
** Pada awal [[1880-an]], seorang penduduk Kudus yang
bernama Haji [[Jamahri]] memulai kebiasaan mencampurkan cengkeh dalam rokok
yang dilintingnya dengan tangan untuk menolongnya mengatasi gejala-gejala
[[asma]]. Inilah asal-usul "[[kretek]]". Namun demikian, produksi
kretek secara komersial baru dimulai secara serius pada [[1930-an]].
* [[1882]]
** Hindia Belanda melembagakan pemerintahan langsung di
[[Buleleng]] dan [[Jembrana]] di Bali.
** Hindia Belanda menguasai Karangasem dan Gianyar di Bali.
Bali dan Lombok menjadi sebuah Karesidenan; raja-raja di Bali selatan tidak senang
dengan hal ini, namun tetap berperang di antara mereka sendiri.
** [[Kepulauan Aru]] dan [[Tanimbar]] ditempatkan di bawah
administrasi Belanda.
** [[6 Agustus]] [[Tjokroaminoto]] dilahirkan.
** Penyakit melanda tanaman tebu di Jawa.
** Ekspedisi militer Belanda di [[Seram]].
** Minyak ditemukan di sekitar [[Kutai]] di Kalimantan.
** Pengadilan Islam ("''priesterraden''")
diberikan kekuasaan terbatas di Jawa. Yurisdiksinya dibatasi pada hukum
keluarga.
* [[1883]]
** [[Sisingamangaraja XII]] diusir dari wilayah Batak.
** [[Krakatau]] meletus; 36.000 orang di Jawa Barat dan
Lampung meninggal sebagai korban letusan ini.
** [[A.J. Zijlker]] mendapatkan persetujuan dari Belanda
untuk memulai pengeboran minyak di Langkat, Sumatra Uara.
** Pemberontakan yang mendukung Pangeran [[Suryengalaga]]
gagal di Yogyakarta.
* [[1884]]
** Perang gerilya memanas di Aceh. Belanda membangun
"''Geconcentreerde Linie''" ([[Garis Konsentrasi]]) di Aceh: suatu
rangkaian dari 16 benteng yang dirancang untuk mengepung para gerilyawan.
** Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di Deli.
** Pelayanan komunikasi dikonsolidiasikan oleh pemerintah ke
dalam PTT ([[Post Telegraaf Telefoon]]).
* [[1885]]
** Sultan Asahan kembali dari pembuangan ke wilayahnya untuk
berkuasa atas nama Belanda.
** Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di Madura.
** Orang-orang keturunan Tionghoa di Hindia Belanda
digolongkan sebagai "orang Eropa" hanya untuk tujuan-tujuan hukum
dagang semata.
* [[1886]]
** Pelabuhan modern dibangun di [[Tanjung Priok]],
[[Batavia]] (kini Jakarta).
* [[1887]]
** Sultan-sultan Madura diturunkan statusnya menjadi bupati
saja.
** Depresi ekonomi melanda Jawa.
* [[1888]]
** Gempa bumi terjadi di Bali.
** Residen Belanda di Surakarta menguasai keuangan keluarga
[[Mangkunegara]].
** Pemberontakan di Banten dipimpin oleh kelompok
[[Qadiriyya]].
** Kalimantan Utara ([[Sabah]]) menjadi protektorat
Britania.
** [[Koninklijke Paketvaart Maatschappij]] dibentuk sebagai
perusahaan pengiriman barang dan penumpang kapal utama antar pulau.
* [[1890]]
** [[Zijlker]] mendirikan perusahaan yang kelak menjadi
Royal Dutch Shell.
** Ekspedisi Belanda melawan Flores.
** Hindia Belanda memperkenalkan pajak kekayaan.
* [[1891]]
** [[Mengwi]] di Bali dikuasai oleh Badung.
** Pemerontakan [[Naqshbandiyya]] di Lombok melawan
pemerintah Mataram-Bali; Belanda ikut campur.
** Buruh-buruh kontrak yang pertama meninggalkan Jawa dan
berangkat ke [[Suriname]] di Amerika Selatan.
* [[1893]]
** [[Pakubuwono X]] menjadi Susuhunan Solo.
** Sekolah-sekolah "Kelas Satu" untuk para
penduduk pribumi Indonesia dibentuk.
* [[1894]]
** Campur tangan terakhir Belanda di Lombok berhasil; para
bangsawan melakukan [[puputan]]; Karangasem menjadi wilayah yang tergantung
pada Belanda.
** "Perang Batak" berakhir.
** Pemberontakan melawan Portugis di Timor Timur.
** Hindia Belanda mengorganisasi monopoli [[opium]] yang
diselenggarakan negara untuk menguasai perdagangan candu (Opiumregie).
* [[1895]]
** [[Jami'at Khair]] didirikan, organisasi ini berdedikasi
dalam mengembangkan pendidikan Arab.
** [[Timor Timur|Timor Portugis]], yang mulanya
diadministrasi dari [[Makau]], mendapatkan administrasinya sendiri.
** Perjanjian Britania-Belanda menetapkan batas-batas antara
klaim-klaim mereka atas Pulau [[Papua]].
* [[1896]]
** Raja [[Chulalongkorn]] dari [[Thailand]] melakukan
kunjungan ke negaraan ke Hindia Belanda.
** Belanda terus menyerang gerilya-gerilya di Aceh dengan
pasukan-pasukan khusus ([[Korps Marechaussee]]).
* [[1898]]
** Belanda mulai melakukan eksplorasi di Papua.
** [[Van Heutsz]] menjadi Gubernur Belanda di Aceh.
Penasihatnya, [[Snouck Hurgronje]] memperkenalkan "''Korte
Verklaring''", (Traktat Pendek), sebuah perjanjian singkat yang isinya
mengakui pemerintahan Belanda, untuk menggantikan perjanjian-perjanjian terdahulu
yang rumit dengan para pemimpin setempat; Belanda mengadakan aliansi dengan
para uleebalang dalam melawan para pemimpin Islam.
** Juni, Van Heutsz mengirim suatu ekspedisi Belanda yang
sukses melawan Pidie, Aceh.
* [[1899]]
** [[R.A. Kartini]] memulai kariernya dalam menulis
surat-surat.
** [[Pesantren Tebuireng]], sebuah sekolah Islam yang
terkenal, didirikan di [[Jombang]], Jawa Timur.
** [[Teuku Umar]] terbunuh dalam suatu serangan Belanda.
** [[Van Deventer]], seorang pembaharu kolonial, menerbitkan
"''Een Eereschuld''", yang isinya menuntut agar uang yang dikumpulkan
di masa lampau dari Hindia Belanda dikembalikan ke Hindia Belanda untuk
menolong membayar utang kolonial yang kian meningkat.
=== [[Abad ke-20]] ===
==== 1900-1910 ====
* [[1900]]
** Raja [[Gianyar]] di Bali takluk kepada kekuasaan Belanda.
** Sekolah-sekolah menengah di Bandung, Magelang dan
[[Probolinggo]] ditata kembali untuk mendidik orang-orang Jawa yang ingin
menjadi pegawai negeri.
** 17 Maret 1900, Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) terbentuk di
Batavia. THHK mendirikan sekolah-sekolah, jumlahnya 54 buah pada tahun 1908 dan
mencapai 450 sekolah pada tahun 1934.
* [[1901]]
** Jambi ditempatkan di bawah kekuasaan [[Residen]] Belanda
di Palembang pada saat munculnya masalah suksesi dan pergolakan lainnya yang
terkait.
** Mahyudin Datuk Sutan Marajo menerbitkan koran Warta
Berita di Padang, surat kabar berbahasa Indonesia pertama dengan tulisan latin.
** Perusahaan minyak [[Zijlker's Royal Dutch]] diperluas
hingga ke Kalimantan.
** Belanda menempatkan pasukan keamanan di Kepulauan
Mentawai.
** [[6 Juni]] [[Soekarno]] dilahirkan.
** Ratu [[Wilhelmina]] dari Belanda mengumumkan "
[[Politik Etis]]" untuk Hindia Belanda.
* [[1902]]
** Belanda mengakhiri pembatasan-pembatasan dalam urusan
haji.
** [[12 Agustus]] [[Mohammad Hatta]] dilahirkan.
* [[1903]]
** [[Sultan Aceh]], [[Tuanku Daud Syah]], menyerah kepada
Belanda, namun tetap mempertahankan hubungan rahasia dengan para gerilyawan.
** Hindia Belanda mulai membuka sekolah-sekolah [[MULO]]
untuk pendidikan dasar.
** Undang-undang Desentralisasi memberikan beberapa kursi
kepada pemerintahan lokal dan provinsi kepada penduduk [[pribumi]] di Hindia
Belanda. Pemilu untuk pertama
kalinya diadakan di Jawa.

** Keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari keuangan tanah
air Belanda.
* [[1904]]
** [[Van Heutsz]], yang sebelumnya adalah Gubernur militer
di Aceh, menjadi [[Gubernur Jenderal]] (hingga [[1909]]).
** [[Taha]] dari Jambi dibunuh oleh Belanda.
** Mei, Kapal "Sri Koemala" karam di lepas pantai
Sanur, Bali. Penduduk setempat menjarah kapal itu; si pemilik kapal menuntut
ganti rugi pemerintah Hindia Belanda. Akibatnya, hubungan antara Hindia Belanda
dengan Raja [[Badung]] di Bali memburuk.
** Ekspedisi militer Hindia Belanda menguasai wilayah Batak
di Sumatra.
** Suatu ekspedisi di bawah Kapten [[Van Daalen]] ke daerah
pegunungan di Aceh menyebabkan matinya lebih dari 3.000 penduduk desa, termasuk
lebih dari 1.000 kaum perempuan dan anak-anak.
** Pemerintah Belanda mulai memberikan bantuan dan pinjaman
untuk pembayaran kembali utang Hindia Belanda.
** [[Dewi Sartika]] mendirikan [[Sekolah Isteri]], sebuah
sekolah untuk kaum perempuan.
* [[1905]]
** Januari, Belanda mulai melakukan operasi militer selama
lima bulan di Kalimantan.
** Belanda mengirim sebuah pasukan militer melawan
pemberontakan di Seram.
** Agustus, pasukan-pasukan Belanda mendarat di Pare Pare.
Pasukan Belanda mencapai kemenangan besar di wilayah Sulawesi; Bugis, Makasar,
Toraja dikuasai untuk seterusnya. Penguasa [[Bone]] digulingkan.
** Para pemberontak Aceh menghubungi konsul Jepang di
Singapura untuk meminta pertolongan.
** Belanda menduduki Kepulauan Mentawai.
** Serikat buruh pertama dibentuk oleh para buruh kereta
api.
** [[16 Oktober]] [[Sarekat Dagang Islamiyah]] didirikan
oleh Kyai Haji [[Samanhudi]], mula-mula untuk melindungi
kepentingan-kepentingan para pedagang batik Islam di Surakarta.
** Dewan kota dibentuk di Batavia dan Bandung.
** Pemerintah Hindia Belanda mensponsori suatu komunitas
petani Jawa yang dipindahkan ke Lampung: inilah contoh transmigrasi pertama.
* [[1906]]
** [[15 September]] Belanda membuat berbagai kemajuan besar
di Bali; armada Hindia Belanda membuang jangkar di lepas pantai Sanur.
** [[16 September]] Pasukan-pasukan Hindia Belanda menyerbu
Sanur.
** [[20 September]] Angkatan Laut Belanda menembaki Denpasar
dengan meriam.
** Para bangsawan Badung melakukan bunuh diri dalam sebuah
[[puputan]], sambil berbaris di jalan utama Denpasar. Lebih dari 3.600 orang
terbunuh.
** [[23 September]] Belanda membuat kemajuan di [[Tabanan]],
Bali. Raja Tabanan menawarkan penyerahan dirinya dengan syarat ia diizinkan
mempertahankan gelar dan tanahnya. Residen Belanda menawan Raja hingga ia dapat
mendapatkan jawaban dari pemerintah Hindia Belanda di Batavia. Raja Tabanan
melakukan bunuh diri di tahanan.
** Perkebunan karet di Sumatra berkembang dengan berbagai
varitas tanaman baru.
** Belanda menguasai [[Sumba]].
** Belanda membentuk sebuah ''protektorat'' terhadap
[[Berau]] di Kalimantan Timur.
** Sensor pasca-penerbitan diperkenalkan: semua penerbitan
harus diserahkan dalam tempo 24 jam setelah terbitnya ke badan sensor untuk
ditinjau.
* [[1907]]
** Militer Belanda memadamkan pemberontakan di Flores, dan
kini berkuasa penuh.
** Pemberontakan di Jambi akhirnya dipadamkan.
** Para gerilyawan Aceh menyerang Belanda di Banda Aceh.
** Raja [[Sisingamangaraja XII]] memberontak melawan
Belanda, dan ditembak dalam konflik itu.
** Hindia Belanda memperkenalkan pajak terhadap usaha-usaha
dagang.
** [[Samin Surosentiko]], pencetus [[ajaran Samin]],
ditangkap di [[Jawa]] dan diasingkan ke [[Padang]], [[Sumatera]].
** Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch bergabung dengan
[[Shell Transport and Trading]] dan menjadi [[Royal Dutch Shell]].
** Belanda mengirim polisi ke Kepulauan [[Tanimbar]] untuk
menghentikan konflik antar suku.
** Program pendidikan baru diperkenalkan dengan maksud
menawarkan pendidikan tiga tahun untuk anak-anak, yang terbuka untuk masyarakat
umum.
* [[1908]]
** [[Klungkung]] memberontak melawan Belanda; para bangsawan
melakukan puputan untuk mempertahankan kehormatan mereka.
** Belanda ikut campur dalam konflik-konflik lokal di
Sumbawa, hingga lebih ketat menguasai wilayah itu.
** Buton jatuh ke dalam pemerintah langsung Belanda.
** [[VSTP]] (serikat buruh kereta api) dibentuk,
anggota-anggota orang Indonesia diterima.
** [[20 Mei]] [[Budi Utomo]] didirikan di antara para
mahasiswa suku Jawa kelas atas di Jawa, termasuk dr. [[Sutomo]] dan dr.
[[Tjipto Mangunkusumo]], menandai dimulainya era [[Kebangkitan nasional]]
** Oktober Budi Utomo mengadakan kongres di Yogyakarta.
Tjipto Mangunkusumo meninggalkan organisasi ini.
** [[Indische Vereeniging]] didirikan untuk para mahasiswa
Indonesia di Belanda.
** Pemberontakan kecil di Minangkabau dipadamkan.
** Hindia Belanda memperkenalkan pajak pendapatan.
* [[1909]]
** [[Tjokroaminoto]] menjadi pemimpin [[Sarekat Dagang
Islamiyah]].
** ''Putri Hindia'', sebuah penerbitan untuk kaum perempuan,
didirikan.
** Belanda mengonsolidasikan kekuasaan atas Seram.
** Belanda menguasai [[Buru]].
** Adabiah, sekolah Islam modern pertama berdiri di
[[Padang]]
* [[1910]]
** Perlawanan Islam di Aceh dilumpuhkan.
** Jami'at Khair digantikan oleh [[Al-Irsyad]] (Jamiat Islam
al Irsyad al Arabia), sebuah organisasi untuk kaum Muslim keturunan Arab di
Indonesia.
** Pemberontakan di Timor Timur di bawah pimpinan [[Dom
Boaventura]].
** [[G.S.S.J. Ratulangi|Ratulangi]] mendirikan
[[Perserikatan Minahasa]], sebuah organisasi sosial untuk orang Minahasa.
** Ekspedisi Belanda ke [[Pulau Komodo]] melaporkan penemuan
[[komodo]] kepada masyarakat di Eropa untuk pertama kalinya.
==== 1911-1920 ====
* [[1911]]
** [[Abendanon]] menerbitkan surat-surat R.A. [[Kartini]]
dengan judul "''Door Duisternis Tot Licht ''" ("[[Habis Gelap
Terbitlah Terang]]").
** Surat kabar ''Al-Munir'' mulai terbit di [[Padang]].
** Wabah penyakit [[sampar]] melanda Pulau Jawa.
* [[1912]]
** [[10 September]] [[Sarekat Dagang Islamiyah]] berganti
nama menjadi [[Sarekat Islam]] dibawah pimpinan [[Tjokroaminoto]].
** [[Indische Partij]] dibentuk oleh Setiabudi ([[Douwes
Dekker]]), Dr. [[Tjipto Mangunkusumo]] dan [[Ki Hajar Dewantara]]. Setahun
kemudian, tiga serangkai ini diasingkan.
** [[Portugal]] meredam pemberontakan di [[Timor Timur]].
** [[18 November]] Kyai Haji [[Ahmad Dahlan]] mendirikan
[[Muhammadiyah]] di Yogyakarta.
** Belanda mengirim lagi ekspedisi militer ke kepulauan
[[Tanimbar]].
** Setelah proklamasi [[Republik Rakyat Cina]] pada bulan
Januari, organisasi-organisasi Tionghoa yang pada mulanya berkecimpung dalam
bidang sosial-budaya mulai mengarah kepada politik.
* [[1913]]
** Januari, kongres [[Sarekat Islam]] di [[Surabaya]]
memutuskan meluaskan aktivitas mereka ke seluruh Hindia.
** [[Yayasan Kartini]] berdiri di Belanda untuk mendukung
pendidikan kaum perempuan di Jawa.
** Gubernur Jenderal [[Idenburg]] menyatakan Sarekat Islam
sebagai sebuah organisasi yang legal.
** [[Indische Partij]] dilarang; para pemimpinnya diasingkan
ke Belanda.
** Organisasi [[Paguyuban Pasundan]] berdiri sebagai sebuah
organisasi [[sosial]] dan [[budaya]] [[Sunda]] di [[Jawa Barat]] tanggal [[20
Juli]].
** Pemerintah Hindia Belanda mendapat kuasa untuk meminjam
uang tanpa harus izin terlebih dahulu kepada pemerintah Kerajaan Belanda.
** [[Suwardi Suryaningrat]] (dikenal dengan [[Ki Hadjar
Dewantara]]) bersama Komite [[Boemi Poetera]] menerbitkan "''Als Ik Eens
Nederlander Was''", sebuah tulisan nasionalisme. Ia diasingkan ke Belanda
hingga 1919.
** [[Liem Seeng Tee]] membuka sebuah toko tembakau di luar
Surabaya - cikal bakal perusahaan rokok kretek [[Sampoerna]].
* [[1914]]
** Hollandsch-Inlandsche Schools ([[HIS]]) dibentuk kembali,
menjadi terbuka untuk orang Indonesia.
** [[9 Mei]], [[Sneevliet]] mendirikan ''Indische
Sociaal-Democratische Vereeniging'' ([[ISDV]]), nantinya menjadi [[PKI]].
** Perang di Eropa: Pemerintah Belanda mempertimbangkan
menggunakan milisi dari Indonesia.
** Pameran Besar Kolonial di Semarang, dihadiri oleh
Pakubuwono X dari Surakarta dan rombongannya.
** Pemerintah Hindia Belanda membuka fasilitas percobaan
penerbangan di Surabaya untuk mempelajari kinerja pesawat dalam kondisi tropis.
** [[KNIL]] membentuk sebuah angkatan udara.
** [[Pulau Nias|Nias]] sepenuhnya dikuasai Belanda.
** Pasukan pendudukan KNIL di Bali ditarik mundur dan
digantikan oleh unit polisi biasa.
** [[Insulinde]] berdiri, didukung oleh Dr. [[Tjipto
Mangunkusumo]], yang telah kembali dari pengasingan.
* [[1915]]
** Haji [[Agus Salim]] masuk Sarekat Islam, memperkenalkan
modernisasi Islam.
** [[Tri Koro Dharma]] terbentuk sebagai sebuah organisasi
pemuda dari [[Budi Utomo]] (Berganti nama menjadi [[Jong Java]] pada [[1918]]).
** [[Soedirman]] lahir.
** Britania dan Belanda menandatangani perjanjian perbaikan
perbatasan antara [[Borneo]] Utara ([[Sabah]]) dan Hindia Belanda.
* [[1916]]
** Delegasi anggota dari [[Budi Utomo]], [[Sarekat Islam]],
dan organisasi-organisasi lain mengunjungi Belanda
** Pemerintah Hindia Belanda membentuk "''Politiek
Inlichtingen Dienst''", sebuah pasukan polisi khusus untuk menyelidiki
kejahatan politik (kemudian berganti nama menjadi "''Algemene
Recherche''").
** [[J.P. Count van Limburg Stirum]] menjadi
Gubernur-Jenderal hingga 1921.
** [[Soekarno]] muda bersekolah di Surabaya, tinggal di
rumah Tjokroaminoto.
** Juni, Sarekat Islam menyelenggarakan pertemuan di
Bandung; beberapa anggota dan kelompok Jawa tradisional tidak suka dengan
modernisasi.
** [[Mangkunegara VII]] mengambil alih tempat tinggalnya di
[[Surakarta]].
** Desember, Dewan Negara (Parlemen) di Belanda meloloskan
RUU untuk pembentukan sebuah ''Koloniale Raad'' (kemudian dikenal dengan
[[Volksraad]]) untuk Hindia Belanda.
* [[1917]]
** [[Jong Sumatranen Bond]] berdiri di [[Jakarta]]
** [[Sarekat Islam]] mulai mengambil posisi lebih
anti-pemerintah.
** Kelompok [[sayap kiri]] dari Semarang berkumpul di
Sarekat Islam dibawah [[Semaun]]; [[Tjokroaminoto]] tidak melarang mereka.
** Belanda mempertimbangkan milisi Indonesian untuk dinas
militer; anggota sayap kiri di Sarekat Islam menentang.
** [[Aisyiyah]], organisasi perempuan Muhammadiyah berdiri.
** Fasilitas pelabuhan modern dibangun di Surabaya.
** Ki Hajar Dewantara kembali dari pembuangan.
* [[1918]]
** [[18 Mei]] [[Volksraad]] berapat untuk pertama kalinya.
39% dari anggota-anggotanya adalah orang Indonesia. Anggota-anggotanya dipilih
oleh dewan-dewan setempat dari kabupaten. Kebanyakan anggotanya adalah pegawai
pemerintah atau bupati. Volksraad terdiri dari satu kamar, dan berfungsi
sebagai dewan penasihat saja.
** Gubernur Jenderal [[van Limburg Stirum]] mengangkat
Tjokroaminoto menjadi anggota Volksraad. Dr. Tjipto Mangunkusumo juga
ditempatkan di sana.
** [[ISDV]] mulai membentuk ''soviet-soviet'' (dewan-dewan)
di Surabaya.
** "Sarekat Islam B", cabang revolusioner rahasia,
mulai terbentuk. Anggotanya termasuk [[Musso]] (dan kemungkinan juga
Tjokroaminoto).
** [[Sarekat Sumatra]] didirikan.
** Wabah cacar melanda Jawa, Sumatra dan Kalimantan.
** Organisasi [[Jong Minahasa]] didirikan.
** Pemerintah Hindia Belanda mulai menindas
‘’soviet-soviet’’ ISDV, mengusir anggota-anggota Belanda dari gerakan komunis.
** "Janji November": pemerintah Belanda mengatakan
bahwa Indonesia akan memiliki pemerintahan sendiri di masa depan yang belum
ditetapkan.
** [[14 November]] anggota-anggota orang Indonesia di
Volksraad mengecam Pemerintah Hindia Belanda karena lebih mengutamakan
kepentingan-kepentingan orang Eropa.
** Pemerintah Hindia Belanda membuang Sneevliet.
** [[Douwes Dekker]] kembali dari pembuangan.
* [[1919]]
** [[Mei-Juni]] Penembakan di [[Garut]]; seorang pejabat
Belanda di [[Toli-toli]], Sulawesi dibunuh. Belanda menggunakan penembakan ini
sebagai alasan untuk menindas Sarekat Islam Seksi B.
** Indo-Europees Verbond didirikan untuk memajukan
kepentingan-kepentingan "orang-orang Indo", sementara pada saat yang
sama juga mendukung Belanda.
** Haji [[Misbach]] mengajarkan "Komunisme Islam"
di Surakarta
** Desember Sarekat Islam mengklaim mempunyai 2 juta
anggota; menyelenggarakan kongres di Yogyakarta.
** [[KLM]] membuka pelayanan udara jarak jauh dari Amsterdam
ke Batavia.
* [[1920]]
** [[27 Mei]] ISDV mengganti namanya menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia (belakangan [[PKI]]).
** PKH menerbitkan tulisan-tulisan [[Lenin]].
** [[Technische Hoogeschool]] didirikan di Bandung (sekarang
[[ITB]]: Institut Teknologi Bandung).
** [[Sarekat Ambon]] didirikan.
** Konflik antara kaum Komunis dan Sarekat Islam berkembang.
** [[25 Desember]] PKH bergabung dengan [[Komunis
Internasional]].
==== 1921-1930 ====
* [[1921]]
** Juni, [[Jong Java]] mengadakan kongres di Bandung;
Soekarno berbicara di kongres untuk menganjurkan pembaruan bahasa.
** [[Fock]] menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda hingga
1926.
** [[Timorsch Verbond]] didirikan.
** Agustus, Tjokroaminoto ditangkap.
** Oktober, Kongres Nasional ke-6 [[Sarekat Islam]] melarang
anggota-anggota SI merangkap sebagai anggota partai-partai lain, termasuk PKI.
** Banyak cabang Sarekat Islam terpecah menjadi
([[SI-Merah]]) yang mengikuti Semaun dan ([[SI-Putih]]) yang mengikuti
Tjokroaminoto.
** Semaun berangkat ke Uni Soviet.
** [[Tan Malaka]] berusaha memulihkan perpecahan dalam
Sarekat Islam.
** PKI menolak Tjokroaminoto.
** Sukarno muda mulai belajar di [[Technische Hoogeschool]]
di Bandung.
** [[Soeharto]] dilahirkan.
** [[Hamengkubuwono VIII]] menjadi Sultan Yogyakarta.
** Desember, Tan Malaka menjadi ketua PKI.
* [[1922]]
** [[Perhimpunan Mahasiswa Indonesia]] didirikan di Belanda.
Anggotanya antara lain Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, [[Sutomo]], [[Ali
Sastroamidjojo]], dan banyak lagi lainnya yang kelak memainkan peranan penting
dalam perjuangan kemerdekaan (dan dalam pemerintahan Republik Indonesia pada
tahun [[1950-an]]).
** Maret, Tan Malaka dibuang dari Hindia Belanda.
** April, Tjokroaminoto dibebaskan dari tahanan sambil
menunggu bandingnya.
** Ki Hadjar Dewantoro mendirikan [[Taman Siswa]] di
Yogyakarta, sebuah sekolah mandiri tanpa dukungan pemerintah untuk
mengembangkan kesenian Jawa maupun pendidikan modern (anti-modernis);
menciptakan istilah "demokrasi terpimpin".
** Indische Vereeniging di Belanda mengganti namanya menjadi
[[Perhimpunan Indonesia]]. Anggotanya antara lain Mohammad Hatta dan Sutan
Sjahrir; Tan Malaka dan Semaun berbicara dalam pertemuan-pertemuannya.
** Semaun kembali dari Belanda.
** [[Marah Roesli]] menerbitkan novel "[[Sitti
Noerbaja]]"
** Pemogokan berlanjut.
** [[Kongres Al-Islam]] diadakan di Cirebon; perdebatan
hangat pecah antara pandangan-anggota yang "modernis" dan
"tradisionalis" tentang Islam.
** [[Pelgrimsordonnantie]] disetujui; mulailah kontrol
pemerintah terhadap perjalanan calon haji.
** Fasilitas pelabuhan modern dibuka di [[Belawan]] untuk
melayani Sumatra utara.
* [[1923]]
** Februari, [[Partai Katolik]] didirikan.
** Pemogokan kereta api oleh [[VSTP]] yang dipimpin pihak
[[Komunis]], [[Semaun]] sebagai pemimpinnya ditangkap dan dibuang; banyak
serikat buruh yang kini didominasi Komunis.
** Februari, Tjokroaminoto menata kembali Sarekat Islam
menjadi [[Partai Sarekat Islam]] yang baru. Para pendukung komunis meninggalkan
organisasi ini, dan membawa serta banyak anggota bersama mereka; Cabang-cabang
SI Merah menjadi [[Sarekat Rakyat]].
** Tan Malaka ditunjuk sebagai agen [[Komintern]] untuk Asia
Tenggara, dan berbasis di [[Guangdong]], Tiongkok.
** [[12 September]] [[Persatuan Islam]] (atau Persis),
sebuah kelompok modernis garis keras, didirikan di Bandung. [[Mohammad Natsir]]
yang masih muda adalah salah satu anggota pertamanya.
** [[Pasteur Institute]] dipindahkan dari Batavia ke
Bandung.
** [[Wajib militer]] diberlakukan untuk semua warga negara
Belanda di Hindia.
* [[1924]]
** Perserikatan Komunis di Hindia mengganti nama menjadi
[[Partai Komunis Indonesia]], memutuskan untuk mengadakan pemberontakan. Musso
bergabung dengan PKI.
** "[[Sarekat Hijau]]" dibentuk oleh Belanda,
anggota-anggotanya adalah pejabat-pejabat setempat, kaum kriminal, polisi, dll.
yang pro-Belanda.
** Dr. [[Sutomo]] mendirikan [[Indonesia Study Club]].
** Pelayanan pos udara pertama dari Batavia ke Amsterdam.
Penerbangan memakan waktu hampir dua bulan.
** [[Central Malaria Bureau|Biro Malaria Pusat]] didirikan
untuk mengoordinasikan program-program pemberantasan [[malaria]].
[[Berkas:Tan Malaka.jpg|thumb|upright|200px|right|[[Tan
Malaka]], pencetus Republik Indonesia lewat bukunya ''Naar de Republiek
Indonesia'']]
* [[1925]]
** Konstitusi baru: Dewan Hindia menjadi lembaga penasihat,
Volksraad mendapatkan kekuasaan legislative terbatas. Gubernur Jenderal dan
birokrasi tidak terpengaruh. Orang-orang Tionghoa secara resmi didefinisikan
sebagai "[[Orang Timur Asing|vreemde oosterlingen]]"
** Keanggotaan di Volksraad ditetapkan 60:30; 60 orang
Belanda, 25 Indonesia, dan 5 anggota lainnya keturunan Arab atau Tionghoa.
** Pemogokan yang dipimpin oleh PKI gagal, Tan Malaka berada
di Singapura.
** Sukarno mendirikan [[Generaal Study Club]] yang pro
kemerdekaan di Bandung, menganjurkan kesatuan bangsa.
** [[23 September]] [[Jong Islamieten Bond]] didirikan di
Jakarta; anggota-anggotanya antara lain adalah Haji [[Agus Salim]] dan
[[Mohammad Natsir]].
** Tan Malaka mencetus bentuk negara Republik, lewat buku
''Naar de Republiek Indonesia''
** Sensor film diberlakukan.
** Stasiun radio komersial pertama di Batavia.
** Desember, para pemimpin PKI mengadakan rapat di
[[Prambanan]] untuk merencanakan pemberontakan terbuka.
* [[1926]]
** Belanda menangkap lebih banyak anggota PKI; [[Musso]]
pergi ke Singapura. PKI mendapatkan instruksi dari Moskwa untuk memulai sebuah
[[revolusi]], lalu membatalkan instruksi ini. Musso merahasiakan instruksi yang
kedua (instruksi untuk tidak memberontak).
** [[31 Januari]] Komite para ulama Islam berkumpul di
Surabaya untuk mengirim sebuah delegasi ke Arab Saudi untuk memprotes
syarat-syarat untuk para jemaah haji Indonesia. (Komite ini kelak menjadi benih
[[Nahdlatul Ulama]].)
** [[Kongres Pemoeda I]] diadakan di Kota Solo pada tanggal
30 April s/d 2 Mei 1926, dg ketua Mohammad Tabrani (Jong Java)
** [[12 November]] PKI memberontak di Banten, Batavia,
Bandung, Padang. PKI mengumumkan pembentukan sebuah [[republik]]. Pemberontakan
ini dihancurkan oleh Belanda, yang menangkap sekitar 13.000 orang. Tan Malaka
menentang pemberontakan.
** Sukarno mendapatkan gelar [[insinyur]] dalam bidang [[Arsitektur]]
di Bandung.
** Sukarno menerbitkan serangkaian tulisan yang berjudul
"Nasionalisme, Islam dan Marxisme", dan menyerukan kerja sama antara
ketiga gerakan ini.
** [[De Graeff]] menjadi Gubernur Jenderal hingga [[1931]].
** [[31 Desember]] Kyai Haji [[Hasjim Asjari]] mendirikan
[[Nahdlatul Ulama]], sebuah organisasi Muslim yang berkarya dalam bidang
pendidikan, bantuan amal, dan bantuan ekonomi.
* [[1927]]
** Januari, pemberontakan PKI di [[Silungkang,
Sawahlunto|Silungkang]], Sumatra Barat dihancurkan.
** Februari, Hatta dan lain-lainnya menghadiri pertemuan
anti kolonial di [[Brussel]] bersama dengan banyak nasionalis lainnya dari Asia
dan Afrika.
** [[4 Juli]] Sukarno dan dr. Tjipto Mangunkusumo mendirikan
[[Perserikatan Nasional Indonesia]] (PNI).
** September, Hatta, Ali Sastroamidjojo dan lain-lainnya
dalam Perhimpunan Mahasiswa Indonesia ditangkap.
** Dr. Tjipto Mangunkusumo ditangkap dan dikirim ke
pembuangan di [[Banda]]. Ia tinggal di pembuangan selama 11 tahun.
** Hindia Belanda membangun kamp penjara [[Boven Digul]] di
[[Papua]] untuk menampung para tahanan politik.
** Kampanye anti narkotik: Hindia Belanda melarang penanaman
[[koka]] dan [[hemp]].
** Desember, [[Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia]] (PPPKI), kelompok yang menaungi organisasi-organisasi nasionalis
dibentuk di Bandung.
** [[Jahja Datoek Kajo]] orang pertama yang berpidato
menggunakan bahasa Indonesia dalam sidang [[Volksraad]]
* [[1928]]
** PNI mengganti namanya menjadi [[Partai Nasional
Indonesia]], menerima bendera Merah-Putih, Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional, "[[Indonesia Raya]]" ciptaan [[W.R. Supratman]] sebagai
lagu kebangsaan.
** Maret, Hatta dan pendukung-pendukungnya dibebaskan;
pidato-pidato Hatta jelas-jelas anti Belanda.
** [[28 Oktober]], Kongres Pemuda II di Batavia menerima
"[[sumpah pemuda]]": satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Kongres
diketuai oleh Sugondo Djojopuspito (PPI)
** Muhammad Yamin menulis puisi "Indonesia tumpah
darahku".
** [[KNILM]] didirikan sebagai perusahaan penerbangan resmi
Hindia Belanda.
** Perti ([[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]) didirikan di
[[Bukittinggi]] sebagai organisasi pendidikan untuk kaum Muslim Minangkabau
yang tradisionalis .
* [[1929]]
** Agustus, Pemerintah Hindia Belanda memperingatkan
anggota-anggota PNI agar menghentikan aktivitas-aktivitas mereka.
** Orang-orang Indonesia mendapatkan kursi mayoritas di
Volksraad, yang tetap merupakan sebuah lembaga penasihat.
** Belanda memulihkan para bekas penguasa Bali hingga
menjadi penguasa setempat yang berkuasa di bawah wewenang Belanda, dalam sebuah
upacara yang panjang di Besakih.
** [[29 Desember]] Soekarno dan pengikut-pengikutnya
ditangkap di Yogyakarta. Mereka dipenjarakan di Bandung.
[[Berkas:Hindia_Belanda_1930.gif|thumb|right|300px|Wilayah
birokrasi Hindia Belanda ]]
''Pembagian legal Hindia Belanda. Biru tua: Belanda
memerintah melalui pemimpin adat yang sudah bersumpah setia pada Belanda
(status zelfbestuuren) dibimbing oleh residen2 Belanda. Biru muda diperintah
langsung oleh BB (Binnenlands Bestuuren) pemerintah Belanda''
* [[1930]]
** [[Muhammad Husni Thamrin]] membentuk sebuah fraksi
[[nasionalis]] di [[Volksraad]]; menuntut otonomi.
** Pemerintah Hindia Belanda memulai produksi pesawat ringat
secara terbatas di lapangan terbang [[Bandar Udara Husein Sastranegara|Andir]]
di Bandung (model AVRO-AL), dengan menggunakan sebuah rancangan Kanada dan
kayu-kayu setempat.
** Juni, Pangeran [[Surjodiningrat]] mendirikan [[Pakempalan
Kawula Ngayogyakarta]] sebagai sebuah organisasi kebudayaan untuk penduduk
Yogyakarta, yang menjadi sangat popular.
** [[18 Agustus]] Sukarno diadili di Bandung. Ia
menyampaikan pidato-pidato yang membangkitkan semangat di pengadilan.
** [[Jepang]] mendirikan [[Borneo Oil Company]].
** [[Gunung Merapi]] meletus dan membunuh 1300 orang.
** [[Jamiyatul Washliyah]] didirikan dengan partisipasi yang
besar dari orang-orang [[Batak Karo]].
** [[22 Desember]] Sukarno dihukum empat tahun penjara
karena kegiatan-kegiatan nasionalisnya.
** PNI dibubarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.
==== 1931-1940 ====
* [[1931]]
** Perhimpunan Indonesia dikuasai oleh kaum komunis; Sjahrir
dan Hatta dipecat.
** [[25 April]] PNI memutuskan untuk membuarkan dirinya.
[[Partai Indonesia]] atau Partindo dibentuk sebagai gantinya empat hari
kemudian. Beberapa anggota PNI, termasuk Hatta, kecewa.
** Desember, Sjahrir mendirikan [[Pendidikan Nasional
Indonesia]] bersama Hatta ("PNI-Baru").
** Sukarno dibebaskan oleh de Graeff.
** Raja Bone dipulihkan kekuasaannya oleh Belanda untuk
memerintah dengan pemerintahan mandiri setempat.
** [[De Jonge]] menjadi Gubernur Jenderal hingga 1936.
** Pemerintah Hindia Belanda memperketat sensor pers.
** [[Ong Hok Liong]] mendirikan perusahaan rokok
[[Bentoel]].
** [[31 Desember]] Sukarno dibebaskan lebih awal dari
penjara di Bandung.
* [[1932]]
** Sukarno bergabung dengan Partindo; minat terhadap
Partindo meningkat.
** Agustus Hatta kembali dari Belanda.
** [[Mohammad Natsir]], 24 tahun, bertanggung jawab atas
sekolah-sekolah Persatuan Islam yang baru; ia menulis bahwa Islam harus menjadi
dasar dari Indonesia yang baru.
** Belanda menuntut sekolah-sekolah independen untuk meminta
izin operasi dari pemerintah; fraksi-fraksi di [[Volksraad]] bersatu menentang
gagasan ini.
* [[1933]]
** [[5 Februari]] Pemberontakan para pelaut Belanda dan
Indonesia di atas kapal Belanda “Zeven Provincien”. Pemberontakan ini
disebabkan oleh ketidakpuasan karena gaji yang rendah, namun Pemerintah Hindia
Belanda memandangnya sebagai suatu pemberontakan politik.
** Hindia Belanda menekan sekolah-sekolah independen dan
para pemimpin politik di Minangkabau.
** Agustus, Sukarno, Hatta, Sjahrir ditangkap. Sukarno
dibuang ke [[Ende]] di Flores tanpa pengadilan.
** [[Oost-Indische Leger]] diganti namanya menjadi KNIL
([[Koninklijk Nederlands-Indisch Leger]]).
** Pertemuan-pertemuan organisasi induk PPPKI dilarang.
** [[Sutan Takdir Alisjahbana]] menerbitkan majalah Pujangga
Baru
* [[1934]]
** Belanda mulai melakukan kebijakan proteksionis untuk
menghalangi produk-produk Jepang yang lebih murah dan melindungi produk-produk
Belanda yang lebih mahal.
** Belanda menekan PKN untuk meninggalkan kegiatan
politiknya yang terbuka.
** Februari, Hatta dan Sjahrir ditangkap dan dikirim ke kamp
tahanan [[Boven Digul]] di [[Papua]].
** Belanda melarang kongres Partindo.
** Sayap pemuda Nahdlatul Ulama, [[Ansor]], didirikan.
** Tjokroaminoto wafat.
* [[1935]]
** [[Al-Ittihadiah]] (perhimpunan Islam modernis) didirikan
di Medan.
** [[Nahdlatul Wathan]], sebuah organisasi untuk pendidikan
Islam, didirikan di Lombok.
** Nahdlatul Ulama mengeluarkan peraturan bahwa Hindia
Belanda adalah sautu negara di mana Islam dapat dipraktikkan, dan harus dibela
melawan Jepang.
** Desember, Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia
bergabung untuk membentuk [[Partai Indonesia Raya]] (Parindra). Anggotanya
antara lain adalah Thamrin dan dr. Sutomo; juga terdapat sejumlah anggota yang
pro Jepang. Partai yang baru ini menyerukan kemerdekaan melalui kerja sama
dengan Belanda.
* [[1936]]
** [[Van Starkenborgh]] diangkat menjadi Gubernur Jenderal;
jabatan ini dipegangnya hingga sekurang-kurangnya tahun [[1945]].
** Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Banda.
** Juli, "[[Petisi Sutarjo]]" diterbitkan,
menyerukan kemerdekaan untuk Indonesia dalam tempo 10 tahun.
** [[29 September]] Volksraad memutuskan untuk mendukung
petisi untuk otonomi Indonesia di dalam konstitusi Belanda.
** [[Becak]] menjadi sarana transportasi di Batavia.
** November, Partindo dibubarkan.
** Para geologiwan Belanda menemukan bukti kekayaan mineral
— besi, tembaga, perak, dan emas — di Papua.
* [[1937]]
** [[24 Mei]] [[Gerakan Rakyat Indonesia]] (Gerindo)
didirikan. Anggotanya antara lain meliputi Yamin dan [[Amir Sjarifuddin]].
Sebagai sebuah organisasi Gerindo mendukung kemerdekaan, namun cenderung
bekerja sama dengan Belanda dalam melawan Jepang.
** [[21 September]] [[Majlis Islam A'laa Indonesia]] (MIAI)
didirikan, sebuah organisasi payung untuk kerja sama antara Muhammadiyah,
Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, dan kelompok-kelompok Islam lainnya.
** [[17 Desember]] [[Kantor Berita Antara]] didirikan.
* [[1938]]
** Sukarno, yang masih berada dalam penahanan Belanda,
dipindahkan ke Bengkulu.
** Orang-orang luar pertama mencapai [[Lembah Baliem]] di
Papua.
** Belanda mengadakan persidangan Tapanuli untuk mendukung
para penguasa Batak setempat.
** Hindia Belanda melembagakan "hukum adat" di
[[Suku Minangkabau|Minangkabau]] dan [[Banjarmasin]].
** [[Moskwa]] menyuruh PKI untuk menghentikan
aktivitas-aktivitas anti-Belanda.
** Persatuan Arab Indonesia terbentuk dari
organisasi-organisasi Muslim Arab yang ada.
** [[16 November]] Pemerintah Belanda menolak [[petisi
otonomi 1936]] untuk Indonesia.
* [[1939]]
** [[Pakubuwono X]] dari Surakarta wafat, [[Pakubuwono XI]]
adalah Susuhunan yang baru.
** Jepang menduduki [[Kepulauan Spratly]].
** Mei, [[Persatuan Ulama Seluruh Aceh]] (PUSA didirikan
oleh [[Muhammad Da'ud Beureu'eh]] untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan
anti-Belanda di Aceh.
** [[Gabungan Politik Indonesia]] (GAPI), sebuah organisasi
payung dari berbagai organisasi nasionalis, dibentuk. Thamrin adalah salah
seorang penganjur utamanya.
** [[Kartosuwirjo]] dan pengikut-pengikutnya memisahkan diri
dari [[Partai Sarekat Islam]], dan membawa serta banyak pendukungnya di Jawa
Barat.
** [[Desember]] [[GAPI]] mengorganisasi [[Kongres Rakyat
Indonesia]], sebuah pertemuan representatif yang besar di Batavia, yang
mengajukan tuntutan untuk parlemen yang sepenuhnya terpilih untuk Hindia.
* [[1940]]
** Februari, Belanda kembali menolak otonomi untuk Hindia
Belanda.
** [[13 Februari]] Jepang menolak perjanjian [[arbitrase]]
dengan Belanda.
** [[18 Maret]] Hamengkubuwono IX menjadi Sultan Yogyakarta.
** Mei, Belanda jatuh ke tangan [[Jerman]], pemerintah
Belanda melarikan diri ke London.
** [[28 Juni]] Jepang mengatakan ingin merundingkan kembali
perjanjian dagang dengan Belanda.
** Juli Barang ekspor Indonesia ke Jepang dihentikan.
** Agustus, Jepang menyatakan bahwa [[Perancis Indochina]]
dan [[Hindia Belanda]] harus disatukan dengan sepenuh hati ke dalam
"''East Asia Co-Prosperity Sphere''".
** [[9 Agustus]] GAPI menghadirkan petisi yang lain tentang
"melengkapi demokratisasi Indonesia".
** [[23 Agustus]] Komisi untuk Studi Perubahan
Konstitutional dibentuk untuk mempelajari permintaan GAPI. Thamrin dkk di
Volksraad menarik proposal mereka untuk demokratisasi.
** September Tentara Jepang bergerak menuju Perancis
Indochina.
** [[12 September]] Pemerintah Hindia Belanda memulai
pembicaraan perdagangan dengan delegasi Jepang di bawah pimpinan [[Kobayashi]].
[[Van Mook]] tidak mau bekerja sama dengan tuntutan Jepang untuk bahan bakar
penerbangan.
** [[26 Oktober]] Jepang dan Belanda mengeluarkan sebuah
deklarasi bersama yang berisi Hindia Belanda tidak akan menjadi bagian dari
"''Co-Prosperity Sphere''".
** [[12 November]] Kuota atas penjualan minyak ke Jepang
dari Hindia Belanda ditetapkan dalam perjanjian
{{Topik Indonesia}}
[[Kategori:Sejarah Nusantara| 1800]]
Kategori:Sejarah Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar